Loading...

Struktur Sel Bakteri: Gambar, Bagian-Bagian dan Fungsinya

Advertisement
Bagian tubuh bakteri pada umumnya terbagi atas tiga bagian, yaitu dinding sel, bagian yang terdapat di luar dinding sel seperti kapsul, flagel dan pili serta bagian yang terdapat di dalam dinding sel seperti membran plasma, sitoplasma, ribosom, mesosom, nukleoid (DNA), plasmid dan sebagainya. Diantara bagian-bagian tersebut, ada yang selalu didapatkan pada sel bakteri yaitu membran sel atau membran plasma, ribosom dan nukleoid. Bagian-bagian ini disebut invarian.


Sedangkan bagian-bagian yang tidak selalu ada pada setiap sel bakteri, misalnya dinding sel, flagela, pili dan kapsul. Bagian-bagian ini disebut varian. Untuk lebih jelas mengenai stuktur sel bakteri, perhatikan gambar struktur tubuh bakteri beserta keterangannya berikut ini.
gambar struktur sel bakteri beserta bagian-bagian dan fungsinya

Struktur di Luar Dinding Sel
Struktur di Dalam Dinding Sel
No
Nama Bagian
No
Nama Bagian
1
Kapsul (lapisan lendir)
4
Dinding sel
2
Pili (fimbriae)
5
Membran Plasma
3
Flagel
6
Ribosom


7
Mesosom


8
Nukleoid


9
Granula


10
Sitoplasma


11
Plasmid

Kapsul atau Lapisan Lendir
Salah satu ciri-ciri bakteri adalah sel bakteri memiliki kemampuan untuk menskresikan lendir ke permukaan dinding selnya, lendir ini jika terakumulasi (terkumpul) akan dapat membentuk kapsul. Kapsul atau lapisan lendir merupakan lapisan paling luar dari bakteri yang membungkus dinding sel. Lapisan ini memiliki ketebalan yang bervariasi pada setiap jenis-jenis bakteri.

Pada dasarnya ada dua jenis lapisan yang membungkus dinding sel bakteri yaitu lapisan tebal dan lapisan tipis. Jika jenis lapisannya adalah tebal maka lapisan ini disebut kapsul sedangkan apabila lapisan tipis maka disebut lapisan lendir (mukus). Umumnya, jenis bakteri yang hidupnya parasit dan bersifat patogenik (menyebabkan penyakit) memiliki kapsul sedangkan pada bakteri saprofit (memperoleh makanan dari sisa organisme lain) biasanya hanya memiliki lapisan lendir.

Karena memiliki lapisan lendir, bahan makanan yang terkena bakteri saprofit bisanya terlihat berlendir. Kapsul atau lapisan lendir merupakan senyawa yang lengket dan kental. Kapsul ini sendiri tersusun atas glikoprotein yaitu senyawa campuran antara glikogen dan protein. Sedangkan lapisan lendir tersusun atas air dan polisakarida.

Fungsi Kapsul atau Lapisan Lendir pada Bakteri
Kapsul atau lapisan lendir pada bakteri memiliki beberapa fungsi atau kegunaan antara lain sebagai berikut.
1.Melindungi diri terhadap antibodi (zat kekebalan) yang dihasilkan sel inang
2.Membantu pelekatan dengan sel bakteri lain sebagai satu koloni
3.Memungkinkan sel bakteri untuk menempel pada substrat. Sebagai contoh, lapisan berlendir memungkinkan bakteri dapat menempel dalam jumlah banyak pada permukaan halus gigi (manusia dan hewan) dan menimbulkan kebusukan gigi dan lama kelamaan dapat menyebabkan dental plaque(plak gigi)
4.Pada bakteri patogen seperti Streptococcus pneumoniae (bakteri penyebab penyakit pneumonia), kapsul dapat berfungsi untuk meningkatkan kemampuan bakteri dalam menginfeksi inangnya atau dengan kata lain meningkatkan daya virulensi. Bakteri yang kehilangan kapsulnya akan kehilangan kemampuan untuk menginfeksi.
5.Kapsul juga dapat berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan

Pili atau Fimbriae
Pili (tunggal: pilus  artinya rambut) atau fimbriae (tunggal: fimbria  artinya daerah pinggir) memiliki bentuk seperti filamen atau benang, berukuran lebih kecil, lebih banyak dan lebih pendek dari flagel. Pili hanya dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron dan tidak berhubungan dengan pergerakan bakteri. Struktur pili umumnya hanya ditemukan pada bakteri gram negatif seperti Escherichia coli (bakteri saprofit di usus besar) danNeisseria gonorrhoeae (bakteri penyebab penyakit kencing nanah).

Fungsi Pili atau Fimbria pada Bakteri
Karena pili hanya dijumpai pada jenis bakteri gram negatif, maka tidak semua bakteri memiliki struktur ini. Fungsi pilus pada bakteri adalah sebagai berikut.
1.Merupakan alat lekat sel bakteri dengan sel bakteri lainnya sebagai satu kesatuan koloni
2.Membantu melekatkan diri pada jaringan hewan, jaringan tumbuhan atau bahan-bahan padat lain yang merupakan sumber nutriennya.
3.Sebagai tempat pertukaran materi genetik (DNA) antara dua sel bakteri yang melakukan reproduksi secara konjugasi. Pertukaran materi genetik ini terjadi melalui pili khusus yang disebut pili seks (sex pilus).

Flagela
Flagela (tunggal: flagelum) atau bulu cambuk memiliki bentuk seperti rambut yang teramat tipis, mencuat dan menembus dinding sel. Flagel tersusun atas senyawa protein yang disebut flagelin, sedikit karbohidrat dan pada beberapa bakteri mengandung lipid. Flagela terdiri atas tiga bagian dasar, yaitu tubuh dasar, struktur seperti kait dan sehelai filamen panjang di luar dinding sel.

Flagela bakteri panjangnya berkisar antara 3  12 nanometer dengan diameter antara 10  20 nanometer. Tidak semua jenis bakteri memiliki flagel, umumnya hanya bentuk-bentuk bakteri seperti basil dan spirilum yang memilikinya. Jumlah dan letak flagela pada berbagai jenis bakteri bervariasi. Jumlahnya bisa satu, dua atau lebih. Letak flagel juga bervariasi, bisa diujung, sisi, atau pada seluruh permukaan sel.

Variasi jumlah dan letak flagel pada berbagai jenis bakteri ini dijadikan salah satu dasar dalam klasifikasi atau penggolongan bakteri. Untuk memahami pengelompokkan bakteri dari segi flagel, baca artikel tentang klasifikasi bakteri berdasarkan jumlah dan letak flagel.

Fungsi Flagel pada Bakteri

Bakteri merupakan organisme yang bersifat motil (dapat bergerak atau berpindah) sehingga flagel atau bulu cambuk berfungsi sebagai alat gerak. Namun tidak semua jenis bakteri memiliki flagel, lalu bagaimana bakteri tersebut dapat bergerak? Beberapa jenis bakteri bergerak aktif dengan meluncur dan ada juga yang bergerak pasif mengikuti aliran air.

Dalam suatu lingkungan yang heterogen, banyak bakteri yang mampu melakukan taksis, yaitu pergerakan menuju atau menjauhi suatu rangsangan. Misalnya, dengan gerak kemotaksis, bakteri akan memberikan respon terhadap rangsangan kimia.

Dinding Sel
Sel bakteri dibatasi oleh membran plasma dan dinding sel. Dinding sel bakteri berbeda dengan dinding sel tumbuhan karena tidak mengandung selulosa dan susunannya lebih rumit. Tebal dinding sel bakteri umumnya antara 10  35 nanometer. Dinding sel bakteri tersusun atas senyawa peptidoglikan. Peptidoglikan merupaka suatu senyawa yang tersusun oleh rantai gula yang berikatan dengan peptida (rantai pendek asam amino).

Peptidoglikan memiliki ketebalan lapisan yang bervariasi. Variasi ketebalan peptidoglikan ini berpengaruh terhadap respon pewarnaan gram yang digunakan dalam penggolongan bakteri yaitu bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Untuk lebih memahami pengelompokkan bakteri berdasarkan karakterisitk dinding selnya, baca artikel tentang klasifikasi bakteri berdasarkan pewarnaan gram.

Susunan peptidoglikan pada dinding sel bakteri ini juga yang menjadi perbedaan dasar antara organisme Eubacteria dan Archaebacteria. Pada organisme Eubacteria dinding selnya mengandung peptidoglikan sedangkan pada organisme Archaebacteria dinding selnya tidak mengandung peptidoglikan.

Fungsi Dinding Sel pada Bakteri
Dinding sel pada bakteri memiliki beberapa fungsi sebagai berikut.
1.Mempertahankan bentuk sel bakteri
2.Memberi kekuatan bakteri
3.Memberi perlindungan fisik pada bakteri
4.Mencegah supaya sel tidak pecah dalam lingkungan hipotonik (larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang lebih rendah dari zat pelarut). Walaupun demikian, jika bakteri berada di lingkungan hipertonik (larutan dengan konsentrasi zat terlarut lebih tinggi dari zat pelarut) maka dinding sel bakteri akan mati

Membran Plasma
Membran plasma merupakan selaput yang membungkus sitoplasma beserta isinya, terletak di sebelah dalam dinding sel tetapi tidak terikat erat dengan dinding sel. Bagi bakteri, membran plasma ini sangat vital karena bagian ini merupakan batas antara bagian dalam sel dengan lingkungannya. Jika membran plasma pecah atau rusak maka sel bakteri akan mati.

Membran plasma terdiri atas dua lapis molekul fosfolipid. Pada lapisan fosfo-lipid ini terdapat senyawa protein dan karbohidrat dengan kadar yang berbeda-beda pada berbagai sel bakteri. Membran plasma pada sel bakteri ini bersifat selektif permeabel artinya hanya dapat dilewati oleh zat-zat tertentu.

Fungsi Membran Plasma pada Bakteri
Membran plasma yang sering disebut juga sebagai membran sel atau membran sitoplasma pada bakteri memiliki fungsi sebagai berikut
1.Membungkus sitoplasma
2.Mengatur pertukaran zat yang berada di dalam sel dengan zat yang ada di luar sel

Ribosom
Di dalam sitoplasma terdapat organel yang disebut ribosom. Bentuk ribosom adalah butir-butir kecil dan tidak diselubungi membran. Ribosom tersusun dari senyawa protein dan RNA. Jumlah ribosom di dalam satu sel bakteri mencapai ribuan, contohnya pada bakteri Escherichia coli yang memiliki 15.000 ribosom. Fungsi ribosom adalah untuk mensintesis protein.

Mesosom
Apabila membran plasma mengalami pelipatan ke arah dalam sitoplasma atau mengalami invaginasi, maka akan menghasilkan suatu struktur yang disebut mesosom. Mesosom ini selalu bersambungan dengan membran plasma.

Fungsi Mesosom pada Bakteri
Organel mesosom pada bakteri memiliki fungsi sebagai berikut
1.Menghasilkan energi
2.Membantu pembentukan dinding penyekat ketika bakteri siap membelah
3.Membantu pemisahan kromosom bakteri yang diduplikasi
4.Menerima DNA pada saat konjugasi
5.Mesosom juga merupakan tempat dikeluarkan hasil ekskresi bakteri

Nukleoid
Nukleoid merupakan nukleus atau inti sel bakteri yang hanya tersusun satu molekul DNA tanpa membran. Bakteri memiliki dua macam DNA yaitu
1.DNA kromosom, yaitu materi genetik yang menentukan sebagian besar dari sifat-sifat metabolisme bakteri.
2.DNA non-kromosom, yaitu materi genetik yang hanya menentukan sifat-sifat tertentu seperti patogen, fertilitas (kemampuan dalam bereproduksi secara seksual) dan sifat kekebalan terhadap antibiotik tertentu.

Fungsi Nukleoid pada Bakteri
Fungsi nukleoid atau DNA pada bakteri adalah sebagai berikut
1.Pengendali sintesis protein bakteri
2.Pembawa sifat

Granula
Umumnya bakteri memiliki granula-granula yang berfungsi sebagai tempat menyimpan cadangan makanan atau senyawa lain yang dihasilkannya, misalnya pada bakteri Thiobacillus thioparus yang menghasilkan butir-butir belerang.

Sitoplasma
Sitoplasma bakteri tersusun atas molekul organik seperti lemak, protein, karbohidrat, enzim, DNA, ribosom, inkluisi dan klorosom (pada bakteri fotosintetik). Fungsi sitoplasma pada bakteri adalah sebagai tempat terjadinya reaksi-reaksi metabolisme sel.
Inklusi, merupakan suatu kantong yang dibatasi membran serupa dengan membran plasma yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan hasil metabolisme. Terdapat beberapa jenis inklusi, misalnya inklusi yang berisi glikogen, volutin (suatu bentuk fosfat anorgani) dan lemak.
Klorosom, merupakan struktur lipatan yang ada di bawah membran plasma yang berisi klorofil dan pigmen fotosintetik lainnya. Fungsi klorosom adalah untuk melakukan proses fotosintetis khususnya pada bakteri fotosintetik.

Plasmid
Plasmid adalah jenis DNA non-kromosom yang dapat bereplikasi secara autonom. Di dalam satu sel bakteri, dapat ditemukan lebih dari satu plasmid dengan ukuran yang bervariasi. Fungsi plasmid pada bakteri ini adalah untuk menentukan sifat-sifat genetik pada bakteri yang diperlukan agar dapat bertahan pada keadaan lingkungan yang kurang menguntungkan sehingga apabila keadaan lingkungan kembali normal, plasmid dapat dibuang.

Spora dan Kista
Beberapa jenis bakteri menghasilkan spora, baik di luar sel (eksospora) maupun di dalam sel (endospora). Spora merupakan sel bakteri yang dorman (tidak aktif) yang terbentuk karena kondisi lingkungan yang kurang menguntungkan. Spora ini tahan terhadap radiasi sinar ultraviolet, panas, dan kekeringan serta tahan terhadap bahan kimiawi seperti desinfektan.

Jika kondisi lingkungan telah sesuai, spora akan berkecambah dan menghasilkan sel bakteri seperti sel asalnya. Contoh bakteri yang menghasilkan endospora adalah Bacillus dan Clostridium. Pada Azotobacter dan Bdellovibrio bila keadaan lingkungan tidak menguntungkan, sel membentuk dinding yang lebih tebal dan menjadi dorman. Struktur seperti ini disebut kista.

Demikianlah artikel tentang macam-macam struktur sel bakteri beserta gambar dan penjelasan bagian-bagian dan fungsinya lengkap. Semoga dapat bermanfaat untuk Anda. Terimakasih atas kunjungannya dan sampai jumpa di artikel berikutnya.

Post a Comment

Mohon berkomentar secara bijak dengan bahasa yang sopan dan tidak keluar dari topik permasalahan dalam artikel ini. Dan jangan ikut sertakan link promosi dalam bentuk apapun.
Terimakasih.

emo-but-icon

Home item

Materi Terbaru